radarlampung.co.id – Puluhan pengemis yang berdomisili Jalan Ikan Kakap, Kelurahan Pesawahan, Telukbetung Selatan, Bandarlampung atau yang sering disebut dengan ‘Kampung Texas’, ternyata sudah pernah menjadi perhatian Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Lampung maupun Kota Bandarlampung.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Bandarlampung Tole Dailami mengatakan, pihaknya bersama Dinsos Provinsi Lampung pernah mendatangi wilayah yang disebut “Kampung Texas” tersebut. Pihaknya pernah memberikan pengarahan, pendataan serta bantuan kepada pengemis yang ada di perkampungan setempat.
“Memang kita pernah datangin tapi itu dulu. Kita berikan arahan agar tidak lagi mengerjakan pekerjaan itu (mengemis, Red). Kalau sekarang kita belum mendatangi lagi, karena sekarang baru awal tahun,” jelasnya kepada radarlampung.co,id, Kamis (1/2).
Ia menambahkan, dirinya juga agak bingung jika akan menangkap pengemis yang berada di Gudang Garam, Telukbetung Selatan itu. Sebab katanya, para pengemis tersebut sedang melakukan pekerjaannya di lapangan.
“Kita juga bingung mau nangkep mereka karena mereka tidak di lapangan. Kalau mereka di lapangan mungkin bisa kita bawa dan kita bina. Paling juga upaya kita untuk mencegahnya yang memberi pengarahan mendata dan memberikan bantuan,” ujarnya.
Terpisah, Ketua RT 026 Kelurahan Pesawahan, Telukbetung Selatan Mahmud membenarkan bahwa kampungnya pernah didatangi oleh pihak Dinsos. Warganya juga pernah didata, diberikan pengarahan sampai diberikan bantuan agar tak mengemis lagi.
“Beberapa tahun lalu memang pernah didatangi Dinsos. Tetapi sekarang tidak datang lagi. Mungkin mereka (Dinsos) pusing karena sudah diberikan pengarahan namun ada warga yang masih melakukan itu (mengemis) jadinya sudah tidak datang lagi,” katanya kepada radarlampung.co.id.
Selain memberikan pengarahan, pendataan dan bantuan, pihak Dinsos juga pernah memberikan pendidikan layaknya sekolah darurat kepada anak-anak yang ada di kampung tersebut. Tujuannya agar anak-anak di kampung itu agar tidak melakukan pekerjaan mengemis dan fokus untuk menuntut ilmu.
“Tapi bukan seperti sekolah biasanya. Cuma anak-anak disuruh kumpul-kumpul saja dan diberikan perlajaran. Yang memberikan orang dari Dinsos. Itu dulu,” tutupnya. (adm/gus)