Hati-hati Beri Susu Formula ke Anak-anak Pengungsi Korban Tsunami

RADARLAMPUNG.CO.ID -Tsunami Selat Sunda yang menerjang Banten dan Lampung menyisakan duka mendalam bagi korban, khususnya balita dan anak-anak. Indonesia bisa belajar banyak dari kasus penanganan gempa Yogyakarta 2006 silam.

Pada kejadian tersebut, pemberian susu formula meningkatkan diare pada anak di bawah usia 2 tahun. Sebanyak 25% dari penderita meminum susu formula namun memiliki keterbatasan akses air bersih dan botol higienis.



Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Daerah Lampung Upi Fitriyanti melihat pemberian bantuan susu formula (sufor) tentu saja bukan menjadi satu-satunya solusi bagi anak-anak dalam situasi bencana. Justru hal itu dapat menimbulkan masalah baru, salah satunya anak menjadi rentan terkena penyakit diare.

AIMI Lampung, kata dia, menghimbau seluruh masyarakat yang akan memberikan bantuan kepada korban tidak dianjurkan memberikan bantuan dalam bentuk susu formula tanpa pendampingan tenaga kesehatan atau tenaga ahli dengan izin dan koordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat. Juga tidak didistribusikan secara langsung tanpa pendampingan dan pengawasan dari tenaga kesehatan.

“Perlu tenaga kesehatan agar memastikan penyajiannya sesuai standar kesehatan. Ibu yang masih dapat menyusui mesti mendapatkan bantuan menyusui (konseling). Bahkan mareka yang berhenti menyusui karena satu dan lain hal akan didukung dan dibantu agar kembali menyusui (relaktasi) dengan bantuan tenaga kesehatan yang terlatih atau konselor menyusui,” katanya di Bandarlampung, Sabtu (29/12). (mel/sur)